Rabu, 30 Desember 2009

The Secret

Ketika berkunjung ke rumah teman lama (laki-laki) dan masuk ke kamarnya, kedua mata saya langsung tertuju pada dua gambar yang cukup besar yang ditempel di whiteboard dinding kamarnya. Kedua gambar itu adalah gambar mobil BMW seri terbaru yang sangat mewah yang di bawahnya ada tulisan nomor 1 dan gambar sebuah rumah di tepi pantai yang sangat lux yang di bawahnya ada tulisan no 2. Saya langsung bertanya, "kenapa kedua gambar itu ditempel di situ?" Teman saya pun menjawab, "itu tujuan gua, bro! Gua tempel dua gambar itu di situ biar tiap saat gua bisa liat dua gambar itu sehingga satu saat dua gambar yang ditempel itu bisa jadi milik gua! Saya bertanya lagi, "maksudnya?" Teman saya: "iya, gua udah baca buku The Secret berulang-ulang dan gua percaya banget itu bisa terjadi! Buku itu bilang kalo kita selalu memikirkan hal-hal yang kita ingini untuk kita capai maka satu saat itu pasti akan terwujud. Buktinya bro, sekarang gua dapet cewe dari kalangan selebriti setelah setahun nonton sinetron. Padahal gua dapet dia (pacarnya) sebelum baca The Secret." Saya kembali bertanya, "lalu maksud angka 1 dan 2 itu apa?" Teman saya: "itu artinya, gua fokus untuk dapetin BMW dulu baru yang rumah kedua. Gitu cara kerjanya." Karena penasaran ingin mengetehui apa yang sesungguhnya ditulis dalam The Secret maka saya pun meminjam buku teman saya itu sesaat sebelum pulang.

Setelah membaca The Secret saya langsung menangkap bahwa tema besar dan utama yang ditampilkan dalam buku itu adalah apa yang dinamakan dengan Law of Attraction. Sederhananya, Law of Attraction mengatakan bahwa "apa yang kita selalu pikirkan akan menjadi kenyataan" atau seperti dalam kalimat teman saya tadi, "pikiran-pikiran kita akan berubah menjadi materi". Oleh karena dikatakan sebagai "hukum" dan sebuah hukum bersifat "selalu terjadi". Maka Law of Attraction bagi mereka yang mempercayainya pasti akan terjadi/terwujud. Atau setidaknya, seperti yang dikatakan teman saya tadi jika ia sangat mempercayai bahwa yang dikatakan The Secret akan terwujud. Untuk mendukung "hukum" tersebut maka The Secret memberikan beberapa contoh, misalnya: seseorang yang khawatir dirinya akan terlambat akhirnya terjebak macet dan seorang lainnya mengunci sepedanya karena khawatir sepedanya akan dicuri akibatnya sepedanya pun betul-betul dicuri.

Terhadap dua contoh yang diberikan itu, muncul beberapa pertanyaan. Apakah kita harus berpikir tidak terlambat dan tidak akan terjebak macet (berpikir positif) sehingga kita tidak akan terlambat akibat macet? Bagaimana dengan orang-orang lainnya yang juga terjebak macet? Apakah mereka juga sebelum berangkat telah berpikir negatif? Apakah tidak ada seorang pun yang berpikir positif - untuk tidak terlambat - di antara mereka yang terjebak macet itu? Dan jika ada seorang saja yang berpikir positif, bukankah hal itu telah meruntuhkan "hukum" yang mengatakan "selalu terjadi" dalam konteks The Secret? Bagaimana dengan seseorang yang sepedanya dicuri tadi? Bagaimana jika ada orang lain meletakkan sepeda yang mirip namun tanpa dikunci di wilayah yang sama dengan orang yang mengunci sepedanya tadi, apakah sepeda orang yang khawatir tadi tetap akan dicuri? Contoh-contoh yang diajukan tadi sangatlah lemah karena sama sekali tidak berdasar dan tidak mempertimbangkan hal-hal lain seperti yang telah diangkat dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan tadi.

Bagaimana jika kita bertanya dalam konteks yang lebih luas. Apakah bangsa-bangsa di Afrika tidak berpikir positif sehingga kemiskinan selalu menjadi bagian dari perjalanan sejarah benua itu? Apakah pemerintah Indonesia tidak berpikir positif - korupsi tidak boleh menjadi budaya dalam negeri ini - sehingga korupsi masih merajalela? Apakah pemerintah Indonesia tidak berpikir positif sehingga masalah Bank Century menjadi berlarut-larut? Apakah pernah dilakukan penelitian terhadap contoh-contoh kasus tersebut dengan menggunakan The Secret, jika dianggap mampu memberikan solusi ampuh. Jika The Secret dianggap bisa mensukseskan orang dan dibuktikan dengan banyaknya orang yang sukses, bagikan saja buku itu kepada para ekonom kita dan minta mereka untuk membaca dan mempelajarinya biar sukses menangani keadaan ekonomi bangsa Indonesia? Atau jangan-jangan, The Secret hanya bisa diterapkan di luar negeri. Jika demikian, waah celaka kita karena sampai kapan pun tidak bisa keluar dari keterpurukan!

Mereka yang mempercayai The Secret dan Law of Attraction-nya (walaupun tidak disadari) mengatakan bahwa jika ingin sukses atau apa yang dipikirkan menjadi kenyataan, maka orang itu harus membuat rencana, langkah-langkah apa saja yang harus ditempuh dengan menyingkirkan hal-hal lain yang tidak penting atau bisa dianggap dapat menghalangi pencapaiannya itu. Kemudian fokus dengan terus memikirkan hal-hal yang ingin dicapainya. Segala hal yang dilakukan orang itu haruslah berpusat pada apa yang hendak dicapainya. Semuanya itu haruslah dibarengi dengan selalu berpikir positif, berkeyakinan kuat, dan mempercayai bahwa hal yang dipikirkan akan terwujud. Jadi, kata-kata kunci yang dapat disimpulkan dari The Secret dan Law of Attraction-nya adalah: berpikir, positif, yakin dan percayalah bahwa kesuksesan akan tercapai/terwujud karena anda selalu fokus memikirkannya.

Terhadap langkah-langkah "positif" di atas muncul pertanyaan, bagaimana jika hal (-hal) yang hendak dicapai tidak terwujud? Aaah, tentu pertanyaan seperti itu aib diajukan karena bernada negatif, sedangkan "hukum"-nya adalah selalu berpikir positif, yakin, dan percaya. Jika demikian diajukan pertanyaan lain, apa hubungan antara berpikir positif dengan keadaan konkret di sekitar kita? Apakah "gelombang" pikiran positif manusia dapat mempengaruhi bahkan mengubah keadaan riil di sekitar manusia? Hal yang patut ditekankan dan diingat adalah bahwa "pikiran positif" manusia hanyalah ada/terjadi dalam otak manusia, tidak pernah ke luar apalagi sampai mempengaruhi keadaan konkret manusia.

Sedikit tambahan menanggapi pernyataan teman saya tadi yang mengatakan bahwa ia memiliki seorang pacar dari kalangan selebriti setelah setahun menonton sinetron, sehingga ia beranggapan cewe idamannya adalah berasal dari kalangan selebriti. Ini semua baginya, "telah tersimpan dalam alam bawah sadarnya". Yang harus ditekankan di sini:
1. Pacar teman saya bukanlah berasal dari kalangan selebriti karena tidak pernah tampil dalam sebuah film, entah layar kaca ataupun layar lebar (bioskop). Ia hanya pernah beberapa kali, katanya, tampil dalam produk iklan, itupun sebagai figuran (baru tau kalo iklan pun ada figurannya).
2. Dulu kos teman saya itu berada tepat di belakang salah sebuah tempat casting (sekarang sudah tidak ada lagi karena bangkrut) bagi anak-anak remaja yang "bermimpi" mo jadi artis. Dan cewe-nya itu dulu "bekerja" di tempat casting tersebut. Hal yang lumrah terjadi jika teman saya punya pacar yang dulunya bekerja di tempat casting tersebut karena dulu tempat mereka sangat berdekatan dan sangat mungkin terjadi komunikasi hingga akhirnya pacaran.
3. Dilihat dari gaya hidup dan berpacaran teman saya, yang menurut saya sangat boros, agak kurang masuk akal jika pada suatu saat ia dapat memenuhi keinginannya tadi, BMW seri terbaru dan rumah yang lux. Kecuali, jika suatu saat ia menang lotere 5 milyar (oya, di Indonesia tidak ada lotere yah...), kalo gitu nemu uang 5 milyar aja deh...

2 komentar:

  1. damn' pak andi... ceritanya sangat menarik ya?
    tapi saya rasa ini bukan kisah SCIENCE FICTION semata ya pak.. bravo, saya pun menantikan episode mendatang dari life story itu..

    BalasHapus
  2. Terima kasih sahabatku, Taufik, atas tanggapannya. Namun gua ada beberapa pertanyaan. Kisah apa/mana yang bukan kisah SCIENCE FICTION semata? Buku The Secret or tulisan gua yang menanggapi buku itu? Apa yang lu maksud dengan "science fiction"?

    Sekali lagi, terima kasih atas dukungannya. Gua usahakan untuk menulis di blog ini sesering mungkin. Tolong bagikan alamat blog ini ke teman2 lainnya.

    BalasHapus

Tidak setuju dengan pandangan saya? Silahkan mendebatnya.