Minggu, 07 Agustus 2011

Pertanyaan Sokratik (Bagian Pertama)


Seperti telah kita pelajari dari seri tulisan “Sejarah Singkat Pemikiran Kritis” bahwa Sokrates-lah orang pertama yang secara sadar menekankan pentingnya berpikir kritis. Metode berpikir kritis yang dikembangkannya adalah dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dikenal dengan “pertanyaan Sokratik.” Tema tulisan kali membahas ciri, fungsi, dan tujuan pertanyaan Sokratik – seperti telah dibangun dan dikembangkan oleh Sokrates – dalam proses berpikir dan belajar, yang akan disajikan dalam beberapa tulisan (serial). 

Masih cukup banyak orang beranggapan jika proses berpikir dan belajar disebabkan, didorong, dan dipengaruhi oleh jawaban-jawaban yang akurat tanpa menyadari bahwa sesungguhnya berbagai pertanyaan yang mendahului jawaban-jawaban itulah yang jauh lebih penting. Artinya, proses berpikir dan belajar dibangun dengan berdasar pada pertanyaan-pertanyaan yang mengemuka. Lebih dari itu, berbagai pertanyaan yang muncul mendorong seseorang, juga ilmu pengetahuan, semakin berkembang. Andaikan tidak pernah ada pertanyaan-pertanyaan – misalnya, Biologi atau Fisika – maka kedua bidang tersebut tidak akan pernah ada dan berkembang. Namun kenyataannya adalah bahwa setiap bidang ilmu pengetahuan muncul karena disebabkan dan didorong oleh adanya sederet pertanyaan yang membutuhkan jawaban-jawaban yang akurat. Lebih jauh bahkan dapat dikatakan bahwa kelangsungan setiap bidang ilmu pengetahuan ditentukan oleh seberapa jauh pertanyaan-pertanyaan baru muncul dan ditanggapi secara serius dalam proses berpikir dan belajar manusia. Dengan demikian, manusia perlu terus bertanya dan mempertanyakan ulang banyak hal supaya proses berpikir dan belajar itu senantiasa berlangsung.

Apakah itu pertanyaan? Pertanyaan berarti menunjukkan adanya keingintahuan dan/atau masalah yang membutuhkan jawaban dan penjelasan. Apakah itu jawaban? Seringkali jawaban menunjukkan tanda berhenti. Namun jika sebuah jawaban mendorong pada pertanyaan selanjutnya berarti jawaban tersebut mampu merangsang terjadinya proses berpikir dan belajar lebih lanjut. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa seseorang yang (selalu) bertanya adalah orang yang (terus) berpikir dan belajar. Lebih lanjut dapat dikatakan bahwa kualitas pertanyaan seseorang menunjukkan seberapa jauh ia berpikir dan belajar. Oleh karena itu, ketika sebuah jawaban berhenti pada jawaban itu sendiri alias tidak mendorong pertanyaan lebih lanjut, berarti pertanyaan yang mendahului jawaban tadi tidak tergolong ke dalam jenis pertanyaan Sokratik.

Berpikir akan menjadi kegiatan yang sia-sia jika tidak membawa manusia kepada pertanyaan-pertanyaan baru dan pengetahuan yang luas sekaligus mendalam. Oleh karena itu, pertanyaan-pertanyaan baru harus terus dirangsang untuk muncul demi proses berpikir dan belajar yang berkesinambungan. Dengan demikian, ketika kegiatan berpikir membawa kita pada sesuatu yang lebih baru dan mendalam berarti kita belajar sesuatu yang bernilai. 

Pertanyaan-pertanyaan mendalam mendorong pikiran kita menganalisis dan mempelajari berbagai secara lebih mendalam alias kita tidak puas hanya dengan melihat dan menganalisis sesuatu hal hanya dari penampakan luarnya. Pertanyaan-pertanyaan mendalam merangsang kita selalu terlibat dalam persoalan-persoalan yang sulit dipahami. Dengan mempertanyakan segala hal secara mendalam artinya kita terus berpikir dan belajar.

Di bawah ini beberapa contoh bentuk pertanyaan yang bisa dilakukan dalam proses dan belajar berikut fungsinya:
·         Pertanyaan tujuan = menjelaskan tujuan
·        Pertanyaan informasi = menjelaskan sumber-sumber informasi dan sejauh mana sumber-sumber tersebut bisa digunakan (kualitas sumber)
·         Pertanyaan penafsiran = menyusun dan menganalisis sumber-sumber yang diperoleh demi penilaian yang akurat
·         Pertanyaan asumsi = menganalisis hal-hal yang seringkali dianggap sepele
·         Pertanyaan implikasi = mengikuti dan mengawasi arah berpikir
·        Pertanyaan sudut pandang = menganalisis sudut pandang pribadi dan sudut pandang lain yang relevan
·         Pertanyaan relevansi = memisahkan antara yang relevan dari yang tidak relevan
·         Pertanyaan ketepatan = mengevaluasi dan menguji demi ketepatan dan kebenaran
·         Pertanyaan kejelasan = menganalisis secara rinci setiap hal demi kejernihan
·         Pertanyaan konsistensi = memeriksa dan mengawasi berbagai pertentangan dalam proses berpikir
·         Pertanyaan logika = menyusun seluruh proses berpikir ke dalam satu kesatuan yang utuh agar menjadi sistem yang masuk akal dan dapat dipertanggungjawabkan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tidak setuju dengan pandangan saya? Silahkan mendebatnya.