Tulisan bagian pertama membahas apa itu pertanyaan dan jawaban serta ciri-ciri pertanyaan Sokratik. Tulisan kali ini membahas pertanyaan Sokratik sebagai suatu seni dan prinsip-prinsip pertanyaan Sokratik.
Mengolah pertanyaan Sokratik sehingga menjadi sebuah seni merupakan hal yang sangat penting dan bernilai karena di dalamnya melibatkan aktivitas yang dilakukan secara intens dan tiada henti, bagaikan seorang pelukis atau pematung yang terus mengasah keterampilannya sehingga ia semakin fasih dan karyanya dipertimbangkan sebagai master piece. Orang yang ingin memiliki kemampuan berpikir kritis juga harus terus melatih pikirannya sehingga ia mampu berpikir dengan jernih, tajam, dan lurus. Dalam konteks inilah seorang yang berpikir kritis berarti selalu menggunakan pikirannya dengan teratur, dalam, dan menilai semua hal secara hati-hati dengan menggunakan akal sehatnya.
Ada kaitan yang khas antara berpikir kritis dan pertanyaan Sokratik karena keduanya memiliki tujuan yang sama. Dengan berpikir kritis seorang memiliki pandangan yang menyeluruh dan rinci mengenai pikirannya dalam melakukan penilaian dan untuk memperoleh kebenaran, sementara pertanyaan-pertanyaan Sokratik memberikan bingkai terhadap hal-hal tersebut dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan relevan sehingga kegiatan penilaian dan upaya memperoleh kebenaran itu menjadi terarah. Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa melalui berpikir kritis seorang memperoleh gambaran luas dan tujuan yang hendak dicapai, sedangkan melalui pertanyaan Sokratik upaya orang tersebut menjadi lebih fokus.
Tujuan berpikir kritis adalah membangun suatu proses berpikir disiplin yang mampu mengumpulkan, memisahkan/membedakan, menyusun, mengawasi, dan menilai, baik pikiran sendiri maupun pandangan, keyakinan, dan pikiran orang lain, dalam kerangka berpikir yang lurus, jernih, dan mampu dipertanggungjawabkan. Sementara itu, pertanyaan Sokratik memberikan model atau kerangka atau bingkai terhadap semua hal yang telah disebutkan di atas.
Ada sekian prinsip yang perlu dipertimbangkan untuk menuntun mereka yang hendak terlibat dalam dialog Sokratik:
- Menanggapi setiap (sedapat mungkin) pertanyaan dengan pertanyaan lanjutan yang relevan, yang bisa merangsang si penanya mengembangkan pikirannya lebih dalam dan menyeluruh
- Berusaha memahami dasar-dasar penting yang berasal dari suatu pernyataan, keyakinan, peristiwa, atau kenyataan, dan mengikuti seraya mengawasi dampak-dampak yang bisa muncul dari hal-hal tersebut dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan relevan
- Perlakukan semua pernyataan sebagai poin atau ide yang menghubungkan pada proses berpikir selanjutnya
- Perlakukan semua proses berpikir sebagai suatu perkembangan
- Menyadari bahwa pemikiran yang kemudian selalu dipengaruhi pemikiran sebelumnya. Artinya, setiap pemikiran saling berkaitan dan saling mempengaruhi
- Sadar penuh bahwa pertanyaan berasal dari pertanyaan-pertanyaan sebelumnya dan semua proses berpikir berawal dari proses yang serupa. Ketika muncul sebuah pertanyaan terbukalah pada pertanyaan yang melatarbelakanginya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tidak setuju dengan pandangan saya? Silahkan mendebatnya.