Sabtu, 30 Oktober 2010

Tuyul Masuk Botol Aqua

Seorang warga Jalan Pulo Mawar, Grogol Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, mengaku telah menangkap empat tuyul yang selama ini dianggap menjadi penyebab warga kehilangan uangnya. Warga yang mengklaim telah menangkap tuyul-tuyul itu pun mengaku keluarganya sering kehilangan uang. Sekitar seminggu lalu ia tidak sengaja melihat tuyul-tuyul itu lewat di depan rumahnya, dan ia pun langsung menangkap keempat tuyul tersebut yang kemudian dimasukkan ke dalam botol aqua ukuran tanggung. 

Berikut adalah beberapa kejanggalan yang bisa ditemukan dengan cukup mudah di dalam berita mengenai hal tersebut:

Pertama: di alinea pertama ditulis bahwa empat makhluk aneh (tuyul) ditangkap dalam waktu hampir bersamaan, namun di alinea ketiga dikatakan bahwa seorang warga menangkap keempat tuyul itu ketika keempatnya sedang lewat di depan rumahnya. "Kemudian tanpa pikir panjang dirinya langsung menangkap keempatnya" [tuyul-tuyul]. Berita di alinea ketiga tersebut bisa diartikan bahwa keempat tuyul itu ditangkap pada waktu yang bersamaan. Dengan demikian, dari berita tersebut tidak terlihat adanya kesamaan waktu, di mana alinea pertama  mengatakan hampir bersamaan sedangkan alinea kedua bersamaan. Ini artinya, ada perbedaan waktu mengenai penangkapan tuyul-tuyul tersebut.

Kedua: di alinea kedua tertulis: "Warga curiga dengan keberadaan tuyul yang dipelihara oleh seseorang." Jika warga bisa mengatakan hal tersebut, ini artinya warga sudah menyimpulkan bahwa ada tuyul dipelihara manusia. Atau, ada orang yang memelihara tuyul. Pertanyaannya adalah: bagaimana warga bisa mengetahui bahwa ada orang memelihara tuyul sedangkan belum melihat keberadaan tuyul itu sendiri? Ini artinya warga sudah memiliki asumsi mengenai keberadaan tuyul dari cerita-cerita yang diperolehnya, baik melalui orang lain maupun bacaan-bacaan populer.

Ketiga: di aline ketiga dikatakan bahwa, Toto, seorang warga yang menangkap keempat tuyul itu "tidak sengaja melihat tuyul-tuyul itu lewat di depan rumahnya" (penekanan ditambahkan), sementara di alinea berikutnya dikatakan: "keempat tuyul yang tidak dapat dilihat secara jelas itu . . . ." Jika tuyul adalah makhluk yang tidak dapat dilihat secara jelas, maka bagaimana bisa seseorang melihatnya hanya dengan cara tidak sengaja? Bagaimana orang yang sama bisa mengatakan bahwa yang dilihatnya secara tidak sengaja itu adalah makhluk yang disebut, dikenal, atau dinamakan tuyul? Dengan demikian, ini pun bisa dikatakan bahwa orang yang bersangkutan sebelumnya telah memiliki "gambaran" tertentu mengenai tuyul yang diperolehnya, baik melalui cerita-cerita orang maupun berita-berita di media populer mengenai keberadaan tuyul tersebut.

Keempat: berdasarkan berita dikatakan bahwa peristiwa penangkapan tuyul itu terjadi seminggu lalu, dan sejak itu banyak warga berdatangan ke kediaman Toto karena hendak menyaksikan atau membuktikan adanya tuyul dalam botol aqua tersebut. Jika benar demikian, mengapa sampai saat ini belum ada satu pun foto yang mengabadikan keberadaan tuyul-tuyul dalam botol aqua itu? Setidaknya, ada bukti fisik yang menyatakan bahwa benar ada tuyul yang ditangkap manusia kemudian dimasukkan ke dalam botol aqua. Jika ada bukti fisik yang menyatakan hal tersebut barulah penyelidikan lanjutan bisa dilakukan. Jika tidak, berarti penyelidikan terhadap keberadaan tuyul dalam berita tersebut pun berhenti sampai di sini. 

Jadi, apakah memang ada yang namanya tuyul itu, bahkan orang bisa menangkap dan memasukkannya ke dalam botol aqua? Berdasarkan keempat poin di atas, maka bisa disimpulkan bahwa keberadaan tuyul-tuyul tersebut hanyalah milik orang-orang yang memang sebelumnya sudah memiliki asumsi mengenai adanya tuyul. Bahkan mungkin lebih dari itu, orang-orang sudah percaya terlebih dulu bahwa makhluk yang dinamakan tuyul itu memang ada, nyata, riil. "Kepercayaan" yang sudah dimiliki itulah yang mengendalikan kesimpulan banyak orang mengenai suatu hal karena mereka percaya dulu baru membuktikan. Atau lebih tepatnya, banyak orang langsung percaya tanpa mau membuktikannya. Inilah yang dinamakan dengan self-confirmation bias, di mana orang mempercayai sesuatu yang sudah diyakininya lebih dulu sehingga apa yang dilihatnya menegaskan "kepercayaan"-nya tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tidak setuju dengan pandangan saya? Silahkan mendebatnya.