Inilah akibatnya ketika manusia tidak mampu berpikir jernih karena, entah sengaja ataupun tidak sengaja membiarkan dirinya dipengaruhi bahkan dikuasai sesuatu yang tidak "sehat" (dhi. emosi). Ketika manusia tidak mampu "mengambil jarak" dari sesuatu yang berada, baik di dalam maupun di luar dirinya, maka akibatnya manusia dikendalikan oleh hal tersebut. Emosi inilah yang menguasai dan mempengaruhi seorang pelatih sepakbola sehingga ia memaki pihak lain dengan sebutan yang sangat tajam. Jika manusia memang sepakat bahwa dirinya adalah makhluk yang memiliki rasio maka sudah sepatutnyalah setiap perkataan dan tingkah lakukan didasarkan pada rasio tersebut.
Mengapa rasio? Jika rasio yang selalu digunakan sebagai dasar setiap perkataan dan tindakan manusia, maka nyaris bisa dipastikan manusia tidak mudah dan cepat marah yang diakibatkan oleh emosi yang menguasai dirinya. Apakah ini artinya emosi yang mengakibatkan kemarahan harus disingkirkan sama sekali dari hidup manusia? Mungkin tidak. Maksudnya adalah bahwa emosi yang mengakibatkan kemarahan harus dikendalikan/dikuasai sehingga tidak membuat manusia melakukan hal-hal konyol yang tidak mencerminkan manusia sebagai makhluk rasional.
Bagaimana "melatih" rasio tersebut? Melakukan meditasi-kah? Bisa ya, bagi banyak orang. Bisa juga dengan memikirkan dampak tertentu yang bisa terjadi terhadap orang lain jika emosi yang mengakibatkan kemarahan tersebut dibiarkan. Artinya, manusia harus mampu memikirkan secara jernih akibat yang akan terjadi jika perkataan dan/atau tindakan tertentu dialamatkan pada, baik dirinya maupun orang lain. Jika dampak yang dihasilkan negatif (membuat orang lain marah/kecewa), ini artinya orang yang mengakibatkan hal tersebut tidak menggunakan rasio yang dimilikinya karena telah membiarkan dirinya dikuasai dan dikendalikan oleh emosi. Pada saat itulah orang tersebut tidak layak disebut sebagai makhluk yang memiliki rasio.
Bagaimana "melatih" rasio tersebut? Melakukan meditasi-kah? Bisa ya, bagi banyak orang. Bisa juga dengan memikirkan dampak tertentu yang bisa terjadi terhadap orang lain jika emosi yang mengakibatkan kemarahan tersebut dibiarkan. Artinya, manusia harus mampu memikirkan secara jernih akibat yang akan terjadi jika perkataan dan/atau tindakan tertentu dialamatkan pada, baik dirinya maupun orang lain. Jika dampak yang dihasilkan negatif (membuat orang lain marah/kecewa), ini artinya orang yang mengakibatkan hal tersebut tidak menggunakan rasio yang dimilikinya karena telah membiarkan dirinya dikuasai dan dikendalikan oleh emosi. Pada saat itulah orang tersebut tidak layak disebut sebagai makhluk yang memiliki rasio.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tidak setuju dengan pandangan saya? Silahkan mendebatnya.