Kamis, 11 November 2010

Ketakutan > Loncat

Ternyata ketakutan bisa mengakibatkan peristiwa yang cukup tragis, apalagi jika ketakutan itu begitu mencekam sehingga orang yang mengalaminya tidak mampu memisahkan dan membedakan antara kenyataan dan halusinasi. Hal inilah yang dialami 11 orang termasuk seorang bayi ketika mereka dikejutkan oleh teriakan seseorang yang menganggap dirinya telah melihat setan. Kontan setelah mendengar teriakan itu ke-11 orang itu pun loncat dari lantai dua sangking takutnya. Peristiwa konyol tersebut terjadi sekitar pukul 03.00 ketika 13 orang sedang menonton televisi. Kemudian seorang laki-laki mendengar bayinya menangis, ia pun beranjak membuatkan susu dalam keadaan tidak mengenakan pakaian. Ketika sedang membuatkan susu itulah beberapa orang melihat laki-laki telanjang tersebut dan menganggapnya sebagai setan dengan berteriak, "Ada setan... ada setan...!" 

Ketika ketakutan yang mencekam menguasai seseorang akibat mudah terpengaruh oleh adanya teriakan, itu artinya orang tersebut tidak mampu membedakan antara hal yang riil/nyata dan hal yang merupakan halusinasi. Hal tersebut semakin diperparah karena orang tersebut sangat mudah percaya pada sesuatu yang berasal dari luar dirinya, misalnya: teriakan atau perkataan orang lain. Ia serta-merta percaya kepada orang lain dan hal itulah yang menyebabkannya bertindak/berlaku berdasarkan sesuatu yang berasal dari luar dirinya. Akibatnya, salah satunya adalah seperti peristiwa yang terjadi di Versailles, Perancis, dalam berita di atas.

Jika orang beranggapan rasionalitas seseorang menentukan keputusan yang dimiliki seseorang, khususnya dalam kaitannya dengan hal-hal supernatural dan paranormal, ternyata anggapan tersebut tidaklah tepat karena rasionalitas seseorang belum cukup membuat seseorang untuk mampu membedakan antara yang nyata dan halusinasi serta delusinasi. Artinya, rasionalitas seseorang tidak cukup untuk membuat manusia untuk tidak percaya dan menerima hal-hal yang supernatural dan paranormal, bahkan tidak jarang orang yang rasionalistis malah sangat mempercayai berbagai hal yang bernuansa supernatural dan paranormal.

Dengan demikian, hal apakah yang bisa dijadikan tolok ukur untuk menilai berbagai hal yang berkaitan dengan supernatural dan paranormal? Setidaknya ada satu "benteng" yang bisa diandalkan, yakni: sikap skeptis. Ini artinya jika seseorang memiliki sikap yang kritis, ia tidak akan mau, apalagi mudah, percaya pada pandangan ataupun kepercayaan orang lain. Seorang yang skeptis tidak akan menerima pernyataan ataupun argumen orang lain sekalipun pernyataan atau argumen itu dikeluarkan oleh otoritas tertentu dalam masyarakat. Seorang skeptik tidak mau menerima dan memeluk kepercayaan orang lain sebelum ia mengujinya terlebih dahulu dengan daya kritis yang dimilikinya.

Oleh karena itulah rasionalitas seseorang seharusnya muncul/berangkat dari sikap skeptis yang dimilikinya, di mana awalnya ia meragukan segala hal yang terjadi di sekitarnya, terlebih meragukan pernyataan ataupun argumen orang lain. Semangat seorang skeptik adalah meragukan setiap sebelum hal itu melalui "pengadilan" akal budinya sendiri yang didukung oleh pikiran kritis dan argumen kuat yang dimilikinya. Jika hal ini terjadi maka  sudah sepantasnyalah peristiwa konyol yang ada dalam berita di atas tidak akan terulang kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tidak setuju dengan pandangan saya? Silahkan mendebatnya.